Kamis, 02 Juli 2009

Waralaba Indomaret

Waralaba Indomaret


MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
UJIAN TENGAH SEMESTER
ETIKA BISNIS DAN PROFESI
DR. IR. H. ROIKHAN, MA, MM










a. Nama Dosen : DR.IR.H. ROIKHAN.MA, MM
b. Nama Mahasiswa : WASNO
Email : wasnogunungkidul@gmail.com
HP : 021-32739588 (F) 0819.0556.6288 (GSM)





Rangkuman Bisnis Waralaba “Indomaret”

Bisnis waralaba kini telah menjamur di Indonesia. Perkembangannya yang pesat mengindikasikan sebagai salah satu bentuk investasi yang menarik, sekaligus membantu pelaku usaha dalam memulai suatu usaha sendiri dengan tingkat kegagalan yang rendah

Pengalaman panjang yang telah teruji itu mendapat sambutan positif masyarakat, terlihat dari meningkat tajamnya jumlah gerai waralaba Indomaret, dari 2 gerai pada tahun 1997 menjadi 1097 gerai pada Mei 2008.

Hingga Februari 2009 Indomaret mencapai 3176 gerai. Dari total itu 1830 gerai adalah milik sendiri dan sisanya 1346 gerai waralaba milik masyarakat, yang tersebar di kota-kota di Jabotabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jogjakarta, Bali dan Lampung. Di DKI Jakarta terdapat sekitar 300 gerai. Didukung oleh 12 pusat distribusi, yang menggunakan teknologi mutakhir, Indomaret merupakan salah satu aset bisnis yang sangat menjanjikan. Keberadaan Indomaret diperkuat oleh anak perusahaan di bawah bendera grup INTRACO, yaitu Indogrosir, Finco, BSD Plaza dan Charmant

Dalam mencermati bisnis baru, kadang pebisnis hanya terfokus pada keuntungan finansial. Padahal banyak keuntungan lain yang bisa diperoleh, khususnya yang membeli hak waralaba, dan Indomaret memberikan berbagai keuntungan sehingga dapat menjadi kekuatan bagi yang hendak memasuki dunia wirausaha.

1. Transformasi Pengetahuan
2. Potensi Pasar
3. Tidak full time
4. Peluang Berkembang
5. Minimalisasi Risiko
GERAI
Perkembangan gerai Indomaret s/d tahun 2008 seperti dalam grafik



















Pertarungan Mini Market Consumer Good Modern saat ini tak akan lepas dan selalu identik dengan Pertarungan Alfamart vs Indomaret di suatu lokasi,jika salah satu diantaranya didirikan maka yang yang lain akan mengekor,kehadiran Mini Market ini tidak hanya saling mencakar satu sama lain namun imbasnya juga menerjang warung atau Toko Retail Tradisional disekelilingnya,dan biasanya toko tradisional tersebut tak bisa membendung pelanggannya untuk berpindah ke Alfamart atau Indomaret.

Pertarungan Alfamart vs Indomaret semakin seru saja,Keduanya tak segan untuk mendorong Waralaba-nya untuk bertarung langsung berhadap-hadapan (head to head), kadang karena ngototnya pe-Waralaba-nya disuatu tempat atau di satu jalan yang sama bisa ada 2 Toko Retail Alfamart,atau 2 Toko Retail Indomaret.

3. Analisis SWOT
a. Strength (Kekuatan)

Sejak menggulirkan pola waralaba pada 1997, Indomaret memang bak primadona yang banyak ditaksir investor. Dengan omset rata-rata per gerai per hari mencapai Rp 7-9 juta, siapa yang tidak tergiur? Dengan perolehan omset itu, diperkirakan investasi untuk setiap gerai yang berkisar Rp 300-350 juta (belum termasuk properti) akan habis selama kurang-lebih tiga tahun. Sudah begitu, jualan yang ditawarkan menyangkut kebutuhan pokok sehari-hari yang memang semua orang perlu dan membutuhkan. Tak pelak, Indomaret terus menggeliat dan makin menggiurkan.

b. Weaknesses (Kelemahan)

Kelemahan bisnis waralaba Indomaret antara lain:
- Waktu jam operasional yang terlalu panjang buka jam 07.00-22.00 WIB, pada moment-moment tertentu (Idul Fitri, Tahun Baru) s/d jam 24.00 WIB
- Barang dagangan yang dijual atau dipajang sebagian besar makanan siap saji.
- Belum mencukupi kebutuhan dapur (sayuran).
- Belum memperhatikan lingkungan terutama para pedagang kecil.

c. Oportunities (Peluang)

Kehadiran Indomaret telah menginspirasi pertumbuhan minimarket-minimarket lainnya. Menurut harian Surya, gerai minimarket di Jawa Timur telah mencapai 1200 toko. Diperkirakan jumlah ini akan terus bertambah. Artinya tumbuh dan meluasnya bisnis ini memang banyak diminati para investor. Lewat medium bisnis retail ini, celah peluang bisnis dan peluang kerja tercipta. Dan inilah alternatif bisnis yang prospektif saat ini dan masa mendatang.

d. Threats (Ancaman)

Bisnis ritel Indonesia masih dikuasai oleh empat nama besar: Carrefour, Matahari, Hero, dan Indomaret. Ke depan, tren multiformat bakal mendominasi. Ancaman juga datang dari perusahaan manufaktur yang membuka toko sendiri.

Di kelas department store, Matahari, yang kini dimiliki oleh keluarga Mochtar Riady, masih menjadi yang terbesar. Pada 2004, PT Matahari Putra Prima Tbk. membukukan omzet Rp5,6 triliun, dengan 65%-nya (senilai Rp3,63 triliun) datang dari divisi department store, yang memiliki 79 gerai.

Pesaing utama Matahari adalah PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. milik Paulus Tumewu, pengusaha asal Sulawesi Selatan. Dengan 83 gerainya, sampai akhir 2004 Ramayana mampu membukukan omzet Rp3,8 triliun--73,2%-nya (Rp2,78 triliun) dipasok dari divisi department store.

Kronologi: Etika, Utilitarian, Deontologi, Kaffah
1. Utilitarianisme

Bisnis waralaba yang dibangun oleh Indomaret tidak melihat aspek sosial terutama para pedagang kecil di gang-gang kecil atau jarak antara warung dengan jalan raya agak jauh. Indomaret hanya mengutamakan para pesaing, terutama mereka yang berbisnis dalam bidang yang sama, ini yang tidak di sadari oleh Indomaret.

2. Deontologi

Selain bentuk kerja sama minimarket harus menyediakan teras bagi pedagang kecil. Biasanya pedagang kecil hanya dikenakan biaya listrik, uang kebersihan, serta uang keamanan, bukan sesuatu yang memberatkan bagi pedagang kecil dan mematikan usaha pedagang di pasar tradisional.

3. Kaffah

Tanggung jawab dalam etika bisnis pihak Indomaret peduli dengan lingkungan sekitar terutama menyangkut SDM, Indomaret memanfaatkan sumber daya yang ada terutama para pegawai di rekrut dari lingkungan sekitar, tujuannya agar pelayanan kepada konsumen tetap maksimal.

a. Tidak ada kesamaan karena:
1. Konsep Kapitalis: Konsep ini dipakai dalam bisnis hanya mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dan tidak memandang unsur agama, budaya dan kebangsaan, konsep ini banyak digunakan oleh Negara-negara Eropa Timur dan Amerika Serikat terutama para Yahudi. Peruntukannya adalah Industri-industri berskala besar. Kapitalisnya pada market economy bahwa tujuan utama ektivitas ekonomi adalah untuk menguntungkan konsumen serta memaksimalkan penciptaan kesejahteraan, sedangkan distribusi kesejahteraan merupakan tujuan berikutnya. Dengan model ini individu diharapkan dapat mementingkan pribadi dalam mencapai kesejahteraan, dengan memaksimalkan kepentingan pribadi dan korporasi bisnis diharapkan memaksimalkan pencapaian keuntungan (Gilpin, 1987:150-151). Sistem ekonimi kapitalis didasarkan pada asas kebebasan meliputi kebebasan kepemilikan harta, kebebasan pengolahan harta dan kebebasan konsumsi.
2. Konsep Sosialis: Mementingkan ekonomi rakyat dengan mengolah dan memanfaatkan hasil bumi yang dikuasai oleh Negara dan didipergunakan untuk kemakmuran rakyat. Peruntukan home industri. Paham ini berpegang pada tiga landasan utama: kesamaan real hak atas kepemilikan; eliminasi kepemilikan individu secara total maupun parsial; dan kolektivitas produksi dan distribusi.
3. Konsep Syariah: Kombinasi antara kapitalis dan sosialis secara menyeluruh dan resiko dikelola secara bersama. Pengertian ini yang sedang trend di era globalisasi dan tidak sedikit para pakar ekonomi Eropa menggunakan konsep ini. Pada prinsipnya konsep ini merupakan bagi hasil dan berpedoman pada Alqur’an. Sistem ekonomi Islam sangat bertolak belakang dengan kapitalis, asasnya adalah wahyu yang selalu mengaitkan akidah Islam dengan hukum-hukum ekonomi. Barang dilihat dari segi halal dan haram, bukan dilihat dari segi manfaat atau tidak bermanfaat.

b. Ekonomi Neolib:
Perkembangan ini sampai saat ini masih dominan karena Ekonomi Indonesia masih mengandalkan utang luar negeri, kebutuhan suatu barang termasuk biaya produksi ditentukan oleh pasar. sebenarnya kita bisa mandiri asal hasil bumi di negeri ini diolah dengan baik tanpa campur tangan luar negeri, yang menjadi titik lemah Indonesia adalah menyangkut SDM yang rendah, letak geografis, jumlah penduduk yang besar sekitar 230 juta, dan tak kalah pentingnya adalah Negara kita adalah kepulauan dan dibutuhkan Pemimpin yang bias merangkul semua aspirasi dan golongan tidak memandang agama, budaya, ras. (Satrio Piningit).

Ekonomi Kerakyatan:
Falsafah ini menitikberatkan pada ekonomi rakyat terutama memanfaatkan hasil bumi, memperbanyak pasar tradisional dan sedikit mengandalkan utang luar negeri. Semaksimal mungkin memanfaatkan yang ada (hasil bumi seperti; sektor pertanian, sektor migas, sektor industri dll).

Ekonomi Pancasila:
Perpaduan antara eknomi neolib dan kerakyatan yang berasaskan 5 (lima) falsafah Pancasila antara lain:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Keryakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Dari kelima sila tersebut Pengertian Ekonomi Pancasila masuk dalam Sila Kedua dan Kelima, falsafah ini bertujuan Menuju masyarakat yang adil makmur toto tentrem kerto raharjo. Pengertian tersebut juga didukung oleh UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1 yang berbunyi Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan nasional. Namun kenyataan atau prakteknya semenjak konsep ini lahir dan tumbangnya rezim Orde Baru, konsep ini hanya isapan jempol belaka, pada zaman itu sampai sekarang ekonomi kita masih memakai konsep Neolib. (Jawa Ojo Lamis).

6. Blogspot : wasnogunungkidul.blogspot.com
7. a. Sudah (Foto pribadi)